Rabu, 23 Juni 2010

Masalah adalah Hadiah

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sudut mata yg berkaitan uang saja.

Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.

Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui?

Masalah Adalah Hadiah.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.

Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, anda tidak akan menjadi seseorang yang sejati.

*dari seorang teman dan sahabat yang selalu mengingatkan*

Ketika Cinta Berbicara

ketika cinta telah berbicara..
mampukah aku untuk menolaknya??
mampukah aku untuk berpaling darinya???

ketika cinta telah berbicara..
mampukah aku untuk tidak mendengarkan dia??
memalingkan wajahku,
dan berkata "AKU TIDAK MENDENGARMU"..

ketika cinta yang berbica..
mampukah aku untuk meninggalkan dia??
membuangnya dan tidak mempedulikannya???

cinta itu datang dengan sendirinya..
aku tidak dapat mengusirnya semauku..
aku tidak dapat meninggalkannya..
aku juga tidak dapat membuangnya..

Sabtu, 12 Juni 2010

Infotainment

1. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan media yang memiliki banyak peminat. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak lebih memilih media televisi sebagai salah satu media hiburan. Seiring dengan perkembangannya, televisi memiliki beraneka acara dari berbagai stasiun yang berbeda.
Salah satu acara yang paling banyak menarik minat penonton adalah infotainment. Mulai dari kalangan dewasa hingga anak-anak, tidak ada yang tidak pernah menonton tayangan ini.
Infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang kemudian popular untuk istilah berita ringan. Biasanya infotainment berisi tentang berita-berita selebritis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Infotainment sendiri mulai ada sejak tahun 1994. Hingga tahun 2006, tayangan infotainment telah mengisi 63 persen dari tayangan televisi di Indonesia. Hingga saat ini, tidak kurang dari 26 acara infotainment mengisi layar televisi Indonesia. Dalam sehari, terdapat 15 sampai 23 tayangan infotainment dari 9 stasiun televisi di Indonesia.
Pada dasarnya, tayangan infotainment tidak hanya berisi tentang gosip-gosip mengenai aib selebritis. Infotainment juga memberitakan tentang hal-hal baik dari para public figure, misalkan ketika terdapat peluncuran album baru.
Meskipun demikian, tidak sedikit juga pandangan buruk masyarakat terhadap acara ini. Bahkan tidak jarang juga masyarakat yang menghujat infotainment. Tetapi, tidak jarang juga masyarakat yang menyukai acara itu.
Banyak yang beranggapan bahwa acara infotainment adalah acara yang tidak bermutu, tidak mendidik, dan tayangan murahan. Bahkan Ariel Heryanto di harian KOMPAS pada kolom Asal Usul (20/9/06), menganggap para penggemar infotainment tidak tertarik pada acara yang lebih “cerdas” atau “berbudaya”. Ia “mensejajarkan” para penggemar tayangan ini dengan penabur ranjau paku di jalan-jalan umum di ibu kota.
Oleh karena tanggaan-tanggapan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang minat pelajara, sebagai orang-orang berpendidikan, terhadap tayangan infotainment.

2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah melakukan penelitian, penulis merumuskan masalah seeperti di bawah ini.
a. Seberapa besar minat pelajar terhadap tayangan infotainment?
b. Bagaimana tanggapan pelajar terhadap tayangan infotainment?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui seberapa besar minat pelajar terhadap tayangan infotainment.
b. Mengetahui tanggapan pelajar, sebagai orang cerdas dan berpendidikan, terhadap tayangan infotainment.

4. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan tidak melebar kemana-mana, penulis membatasi masalah yang diangkat sebagai berikut.
a. Pelajar SMA hingga kuliah
b. Tayangan infotainment pada media televisi. Tayangan infotainment pada media-media lain seperti majalah dan sebagainya, tidak penulis bahas pada makalah ini.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk tayangan-tayangan infotainment yang ada di Indonesia terhadap isi dan pemberitaan mereka.

6. Hipotesis

Untuk melengkapi makalah ini, penulis memberikan beberapa dugaan terhadap masalah yang akan diangkat. Dugaan itu sebagai berikut
a. Pelajar akan menyaksikan tayangan infotainment ketika masalah yang diangkat merupakan masalah yang menggemparkan.
b. Untuk masalah-masalah yang sudah sering diangkat, tanggapan para pelajar akan menjadi negatif. Berbeda jika masalah tersebut menggemparkan, para pelajar akan berlomba-lomba meng-update berita tersebut dengan menonton infotainment sebanyak-banyaknya.

7. Kerangka Teori

Dalam bukunya The Political Economy of Communication, Rethinking and Renewal, Vincent Mosco mengatakan bahwa pasar konsumen media audio-visual saat ini merupakan pasar global yang dikendalikan oleh kepentingan pasar yang berorientasi profit (Moscow,1998 : 111). Kepentingan pasar itulah yang seringkali mengabaikan isi dari pemberitaan dari infotainment.
Secara teoritis, pelajar merupakan salah satu target pasar dari acara infotainment. Hal ini disebabkan karena minat menonton televisi bagi pelajar lebih tinggi daripada minat membacanya. Meskipun demikian, minat pelajar terhadap infotainment tergantung dari pola pikir yang tertanam pada diri pelajar tersebut.
Daya tarik dari pemberitaan infotainment sendiri, berhubungan dengan masalah-masalah serta artis-artis yang mengalami masalah tersebut. Terkadang, pelajar tertarik dengan acara infotainment karena melihat bahwa artis yang terkenana masalah merupakan artis idolanya. Tidak hanya itu, masalah yang besar juga terkadang menarik minat pelajar untuk menyaksikan acara infotainment.
Tidak jarang pula infotainment ditonton oleh pelajar sebagai salah satu hiburan untuk menghilangkan stress belajar.

8. Landasan Teori

Diliat dari sejarahnya, infotainment telah ada sejak tahun 1929. Akan tetapi pada tahun itu, pemberitaan mengenai artis dan film melalui media cetak. Majalah yang membahas masalah tersebut pertama kali terbit di Jakarta dan diberi nama Doenia Film.
Seiring dengan perkembangan media televisi, infotainment kini tidak hanya berada di media cetak. Infotainment pun merambah ke layar kaca pemirsa. Berbeda dengan media cetak, infotainment pada layar kaca baru usia lebih dari 10 tahun.
Meskipun baru berumur singkat, infotainment di layar kaca telah menuai banyak kontrofersi. Satu sisi, infotainment dianggap sebagai tayangan yang berisik. Namun masih banyak juga pemirsa yang menonton tayangan tersebut. Tidak jarang juga infotainment dipojokkan, dianggap haram oleh sebagian pihak. Namun tayangan ini juga masih menjamur bahkan belakangan ini, tayangan infotainment semakin berkembang pesat walaupun tetap ada seleksi dari waktu. Meskipun banyak tayangan infotainment yang gugur karena seleksi dari waktu, banyak juga infotainment yang baru bermunculan di layar kaca.
Program acara infotainment di layar kaca baru mulai dipopulerkan oleh Ilham Bintang melalui Bulletin Sinetron di TVRI pada 1994. Setelah itu, lahirlah Cek and Ricek, Hallo Selebrity, dan Croscek di sejumlah televisi swasta. Hinggka kini tayangan infotainment merupakan salah satu tayangan yang menjamur di hampir semua televisi.
Dalam bukunya yang berjudul Infotainment (2005), Nugroho mengatakan bahwa infotainment adalah informasi yang ringan dan actual seputar dunia selebritisdan orang-orang terkenal yang di kemas dalam bentuk hiburan, contoh tentang profil selebritis. Lebih lanjutnya, Nugroho (2005) mengatakan dalam bukunya bahwa “terlepas dari akar kelahriannya di Barat, di mana infotainment sebenarnya berarti ‘informasi yang disajikan sebagai hiburan’. Di Indonesia, istilah tersebut sudah berubah arti menjadi informasi dunia hiburan, yang kemudian lebih spesifik lagi menjadi informasi mengenai kehidupan pribadi para artis di dunia hiburan.” (p-5)
Infotainment baru muncul setelah adanya kebebasan pers. Memasuki era reformasi, di mana pers tidak membutuhkan lagi surat ijin, banyak pengusaha yang mulai merekrut wartawan-wartawan dunia hiburan. Para pengusaha menggunakan wartawan hiburan, untuk mencari berita-berita tentang selebitris tanah air agar dapat memperoleh keuntungan yang besar. Para pengusaha tersebut menggunakan rumusan bahwa rakyat membutuhkan hiburan. Oleh karena itu, mereka mulai berlomba-lomba untuk memproduksi tayangan-tayangan hiburan.
Untuk mencegah tayangan infotainment terus berkembang dan menjamur serta merugikan masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat mengeluarkan fatwa haram terhadap tayangan ini. Tidak hanya MUI, dewan pers dan KPI pun mulai ambil bagian dalam pengaturan program acara ini. Bahkan dalam Kode Etik Jurnalistik sendiri telah mengatur bagaimana-bagaimana cara wartawan dalam mencari berita.

9. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan adalah :
a. Nugroho, Bimo, Teguh Imawan dkk . 2005 . Infotainment . Jakarta : Komisi Penyiaran Indonesia
b. Mosco, Vincent . 1998 . The Political Economy of Communication, Rethinking and Renewal . Singapura : SAGE Publications Ltd.

10. Motode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah :
a. Metode Pustaka
Penulis menggunakan beberapa buku panduan untuk menulis makalah ini. buku-buku tersebut penulis gunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian dan menjadikannya sebahai landasan teori. Penulis menggunakan metode ini dengan cara mengumpulkan buku-buku yang sesuai dengan tema yang penulis ambil.
b. Metode Survey
Penulis juga menggunakan metode survey. Survey akan dilakukan terhadap para pelajar. Metode ini berguna untuk menjawab pertanyaan penulis yang berhubungan dengan tema yang telah penulis ambil. Hasil dari survey yang penulis lakukan, merupakan jawaban atas pertanyaan yang telah penulis buat.

11. Sistematika Penyajian

Penulis memberikan hasil penyajian dalam bentuk makalah karya tulis yang sistematikanya sebagai berikut :
a. Bab I adalah Pendahuluan.
Pada bab I ini, penulis akan membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, hipotesis, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian.
b. Bab II adalah Landasan Teori.
Pada bab II ini, penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian. Penulis juga akan menyajikan berbagai macam teori yang mendukung penelitian penulis.
c. Bab III adalah Metodologi Penelitian
Pada bab III ini, penulis akan memaparkan tentang populasi dan sample penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode dan alat pengumpulan data, serta metode-metode yang akan penulis gunakan untuk menganalisi data tersebut.
d. Bab IV adalah Pembahasan dan Analisis Data.
Pada bab IV ini, penulis akan melakukan pembahasan dan analisis terhadap data yang telah penulis dapatkan. Data yang penulis dapatkan merupakan data yang berasal dari survey yang penulis lakukan. Hasil dari analisis tersebut merupakan hasil atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada makalah ini.
e. Bab V adalah Penutup.
Pada bab V ini, penulis akan memberikan kesimpulan atas penelitian yang penulis lakukan. Penulis juga akan memberikan saran terhadap masalah yang penulis bahas pada makalah ini. Kesimpulan dan saran tersebut kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah ini.