Senin, 20 Juni 2011

Sebuah Kata "Perihatin"

Prihatin sepertinya sekarang menjadi kata yang seringkali diucapkan oleh banyak orang. Berbagai media pun menuliskan banyak kata "prihatin". Pemerintah merasa prihatin melihat nasib rakyatnya. Namun, tidak sedikit rakyat yang merasa prihatin dengan tindakan pemerintah. Wakil rakyat merasa prihatin dengan perlakuan negara lain. Disisi lain, rakyat pun merasa prihatin karena tidak ada tindakan nyata dari wakil rakyat untuk membela masyarakatnya.

Prihatin, prihatin, dan prihatin, sepertinya hanya kata itu yang dapat diucapkan oleh semua pihak. Namun, adakah tindakan nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa prihatin tersebut? Pemerintah hanya merasa prihatin tanpa ada bukti tindakan nyata. Rakyat merasa prihatin tetapi hanya dapat memaki dan mencemooh kinerja pemerintah. Adakah bukti nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan rakyat selain mengatakan "prihatin"? Apakah masing-masing menunggu satu pihak untuk bertindak dan yang lain hanya melihat?

Kata "prihatin" memang sangat mudah untuk diucapkan. "Prihatin" juga bukan kata yang sulit untuk dituliskan. Namun selama tidak ada tindakan nyata, apakah ada gunanya mengatakan kata tersebut? Rakyat seringkali menuntut "mana yang katanya pemerintah prihatin tapi cuma ngomong doang, talk more no action." Dilain pihak seringkali orang juga berpikir "mana yang katanya rakyat prihatin tapi juga pilihnya wakil rakyat itu-itu doang. Omong doang prihatin melihat masyarakt Indonesia, klo udah jadi pejabat juga lupa."

Buat apa kalau kita cuma bisa mengatakan "prihatin" tapi tidak dapat membuat perubahan nyata untuk lingkungan sekitar kita? Buat apa kita mengatakan "prihatin" tapi cuma bisa memaki dan menuntut? Buat apa kita mengatakan "prihatin" kalau nyatanya kita sama cueknya dan tidak mau mengulurkan tangan buat orang lain? Buat apa kita mengeluarkan kata "prihatin" tapi kita cuma bisa berteriak-teriak saja?

Uluran tangan kita buat sesama yang membutuhkan, lebih penting daripada sebuah kata "prihatin" yang diucapkan terus menerus. Sikap dan tindakan nyata kita dalam membantu sesama yang membutuhkan, lebih diperlukan daripada mengeluarkan kata "prihatin".
Jadi, janganlah hanya dapat mengatakan "prihatin" dan berteriak kesana-kemari kalau ternyata kita sama aja dengan orang yang kita cemooh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar