Jumat, 06 Agustus 2010

Antara Dapat Berkomunikasi dengan Baik dan Tidak

Sering kali kita merasa kesal dengan orang yang berbicara dengan kita. Sering kali, pikiran bahwa seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan baik sering muncul dan terlintas di pikiran.

Baik buruknya seseorang berkomunikasi, tidak hanya ditentukan gagap atau tidaknya dia berbicara. Namun, bagaimana perkataan yang dikeluarkan dari mulutnya juga menunjukkan komunikasi dari dalam dirinya. Sering membentak, berkata kasar, berkata kotor kala berbicara, tidak menjamin seseorang dapat berkomunikasi dengan baik.

Proses belajar mengajar tentang suatu ilmu yang namanya komunikasi, memang bukanlah suatu hal yang mudah. Ilmu ini berkaitan juga dengan suasana hati dan karakter seseorang.

Namun bagaimakah jika pendidik tidak dapat berkomunikasi dengan baik? Pantaskah dia mendidik orang lain untuk dapat berkomunikasi dengan baik?

Anak : Maaf bu, saya mau tanya tentang absen. Kok disilang maksudnya apa ya?
Pendidik : Ya berarti kamu tidak bisa mengikuti ujian. (dengan mata membeliak dan suara yang tajam)
Anak : Tapi saya sudah pernah ngurus dan katanya saya bisa ujian? (masih tidak mengerti)
Pendidik : Ya tapi kamu tetap gak bisa ikut ujian. (dengan suara yang lebih tinggi dan mata yang tidak kalah membeliak).

Bagaimanakah menurut anda? Apakah orang ini dapat disebut sebagai pendidik? Memang bahasa yang digunakan cukup baik. Tetapi bagaimana dengan cara penyampaiannya? Apakah cara seperti itu adalah cara pendidik berkomunikasi dengan anak didiknya?

Tok...tok...tok...
Pendidik : Masuk
Anak : Maaf pak, saya terlambat.
Pendidik : Minta surat dulu baru masuk. (dengan nada sinis)
Anak : Baik, pak.
Pendidik : Bodoh! (dengan nada yang tidak kalah sinis)

Pendidik : Eh, itu pacar kamu ya?
Anak : Iya, pak.
Pendidik : Oh, itu belahan jiwa kamu, belahan dada, belahan pantat.

Pantaskah seorang pendidik melontarkan kata-kata tersebut dari mulutnya? Kata-kata yang bermakna negatif keluar dan ditujukkan kepada anak didiknya.
Pantaskah?

Anak : Maaf mas. Siapa yang jaga ruangan saya ya? Saya belum ujian sampai sekarang.
Pendidik : Pengajarnya siapa? Kok gak tanggung jawab? (dengan nada bersungut-sungut)
Anak : Yah, mana saya tau. Tapi sampai sekarang saya dan teman-teman belum bisa ujian.
Pendidik : Pengajar apa itu! Mending gak usah digaji! Kalau gini kan jadi menyusahkan. (sambil marah-marah)

Bagaimana menurut anda?

Ini adalah segelintir realitas yang terkadang tidak kita sadari. Realitas di dunia pendidikan yang berdedikasi untuk membentuk seorang anak bangsa menjadi penerus negara ini. Namun bagaimanakah ketika hal ini terjadi? Apakah dapat didiamkan begitu saja?

Bagaimana dengan anda? Siapakah anda? Dan bagaimanakah anda berkomunikasi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar